Inter Milan menutup musim Serie A 2024-2025 dengan kemenangan 2-0 atas Como, hasil yang menunjukkan performa impresif mereka dalam laga pamungkas.
Namun, kemenangan tersebut tidak mampu mengubah nasib mereka di klasemen akhir liga, karena Napoli juga meraih hasil positif dengan skor yang sama dalam pertandingan mereka melawan Cagliari. Akibatnya, Scudetto musim ini tetap menjadi milik Napoli, meninggalkan Inter Milan dalam kondisi yang sulit untuk dirayakan meski mencatat kemenangan. Simak juga berita sepak bola secara lengkap hanya di FOOTBALLUV.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Kemenangan Dua Laga, Dua Kisah Berbeda
Di Como, Inter Milan tampil dominan dan profesional, mencetak dua gol tanpa balas sebagai bentuk penutupan musim yang solid. Stefan de Vrij menjadi sorotan utama dengan gol sundulan yang memberikan tanda ambisi Nerazzurri untuk mempertahankan mahkota Serie A. Tak hanya itu, Joaquin Correa menambah gol di babak kedua sebagai simbol perpisahan yang penuh emosi dengan klub.
Namun, suasana di panggung lain, di Napoli, sangat berbeda. Gol spektakuler Scott McTominay di menit ke-42 melalui sepakan salto yang menakjubkan berusaha membuka jalan bagi Inter untuk meraih Scudetto, tetapi gol tersebut justru menjadi janji yang tak terpenuhi. Napoli, di bawah arahan Antonio Conte yang sedang menjalani skorsing di tribune, tampil penuh semangat dan menjawab dengan gol-gol penting dari pemain seperti Romelu Lukaku untuk memastikan kemenangan dan gelar juara.
Pesta kemenangan meledak di Napoli, dengan para pendukung membanjiri Stadio Diego Armando Maradona untuk merayakan gelar keempat mereka, sementara Inter Milan di Como hanya bisa menatap kosong dan merasakan kekosongan yang dalam. Kemenangan 2-0 mereka terasa seperti luka yang mendalam, karena tidak disertai dengan kebahagiaan merayakan trofi.
Faktor Penentu dan Perbandingan Kinerja
Inter Milan musim ini bukanlah tim yang buruk. Mereka menunjukkan soliditas dalam banyak pertandingan di Serie A, tetapi terlalu sering membuang poin penting di momen-momen krusial yang menentukan jalannya perburuan Scudetto. Hal ini menjadi perbedaan utama antara pengejar dan juara di liga yang sangat kompetitif ini.
Konsistensi Napoli selama 38 pertandingan, yang dipengaruhi oleh taktik brilian Antonio Conte, menjadi kunci keberhasilan mereka. Sementara Inter bergantung pada hasil pertandingan lain, yang sayangnya tidak berpihak kepada mereka. Simone Inzaghi, pelatih Inter Milan, menghadapi musim yang penuh tekanan karena harus mempertahankan gelar dengan skuad yang mengalami tantangan berat.
Di sisi lain, Antonio Conte membuktikan kehebatannya sebagai arsitek tim, mampu membangun skuat yang tidak hanya menang. Tetapi juga percaya diri dan sanggup mengatasi keraguan sejak awal musim. Perbedaan ini menjadi aspek krusial yang membedakan kampiun dari pesaingnya.
Baca Juga: Pep Guardiola: Phil Foden Butuh Istirahat tapi Tetap Penting untuk Piala Antarklub
Reaksi dari Dalam Kubik Inter Milan
Pasca pertandingan, Stefan de Vrij mengungkapkan rasa kekecewaannya yang mendalam sekaligus mengakui bahwa timnya memang tidak pantas mendapatkan gelar musim ini. Ia menegaskan bahwa siapa pun yang berada di puncak klasemen setelah 38 pertandingan memang layak menjadi juara. Mencatatkan bahwa meski mereka sudah melakukan bagian mereka dengan maksimal. Nasib kompetisi berada di tangan faktor-faktor di luar kendali mereka sendiri.
De Vrij juga mengekspresikan tekad untuk segera melupakan kegagalan di Serie A dan mengalihkan fokus ke babak final Liga Champions yang akan datang melawan Paris Saint-Germain. Ia mengajak rekan timnya untuk menghadapi final tersebut dengan kepala tegak dan penuh semangat. Menegaskan bahwa musim masih belum berakhir dan ada peluang besar untuk menutupnya dengan sangat luar biasa.