Sengketa Kompensasi Piala Dunia Antarklub antara MLS dan Pemain

Bagikan

Major League Soccer (MLS) dan Asosiasi Pemain MLS (MLSPA) masih berselisih mengenai pembagian kompensasi dari partisipasi tim dalam Piala Dunia Antarklub FIFA. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh .

Sengketa-Kompensasi-Piala-Dunia-Antarklub-antara-MLS-dan-Pemain

Perselisihan ini muncul setelah revisi Perjanjian Kerja Bersama (CBA), di mana kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan yang adil. Pemain Seattle Sounders FC pertama kali memprotes masalah ini dengan mengenakan kaus bertuliskan “Club World Cash Grab” dan “Fair Share Now” pada 1 Juni 2025.

tebak skor hadiah pulsa 100k  

MLSPA menuntut pembagian yang lebih adil dari uang hadiah turnamen, mengingat kontribusi pemain dalam membawa tim lolos ke kompetisi internasional. Sementara itu, MLS mengusulkan skema kompensasi baru yang dinilai tidak memenuhi ekspektasi pemain. Ketegangan ini memicu ketidakpuasan di kalangan pemain, terutama menjelang dimulainya Piala Dunia Antarklub pada 15 Juli 2024.

CBA sebelumnya menetapkan bahwa pemain berhak mendapatkan 50% dari pendapatan turnamen luar negeri dengan batas maksimal $1 juta dollar. Namun, proposal terbaru MLS hanya menawarkan 20% dari pembayaran berbasis kinerja, yang dinilai tidak sebanding dengan standar internasional.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Proposal MLS dan Penolakan dari MLSPA

MLS mengajukan proposal baru yang menjanjikan pemain tiga tim peserta (LAFC, Inter Miami, dan Seattle Sounders) bonus partisipasi sebesar 1 juta dollar secara kolektif, ditambah pembagian 20% dari hadiah kemenangan dan pencapaian babak. Namun, MLSPA menolak tawaran ini, menyebutnya sebagai bentuk “balasan” dan tidak mencerminkan nilai kontribusi pemain.

Menurut MLSPA, kompensasi 20% yang ditawarkan masih jauh di bawah standar global. Mereka juga menegaskan bahwa MLS tidak menambahkan alokasi dana tambahan dari total 28,65 juta dollar yang diterima liga dari FIFA. “Pemain hanya mendapatkan 10% dari total pendapatan, sementara MLS mengambil porsi terbesar,” ungkap pernyataan resmi MLSPA.

Protes ini semakin menguat setelah LAFC menerima 250.000 ribu dollar untuk kemenangan di babak playoff. MLSPA berargumen bahwa pemain berhak atas pembagian yang lebih besar mengingat merekalah yang berjuang di lapangan. Namun, hingga kini, negosiasi masih berjalan alot tanpa titik terang.

Baca Juga: Gyokeres atau Sesko? Inilah Pilihan Terbaik Untuk Arsenal Menurut Legenda The Gunners

Dampak terhadap Persiapan Piala Dunia Antarklub

Dampak-terhadap-Persiapan-Piala-Dunia-Antarklub

Perselisihan ini mengganggu konsentrasi pemain yang seharusnya fokus mempersiapkan diri untuk Piala Dunia Antarklub. MLSPA menyatakan kekecewaannya atas sikap MLS yang dinilai tidak menghargai usaha pemain. “Penolakan MLS untuk bernegosiasi dengan itikad baik menciptakan ketidaknyamanan bagi para pemain,” tulis pernyataan mereka.

Meski demikian, pemain tidak dapat melakukan pemogokan karena ketentuan dalam CBA yang melarang aksi mogok kerja terkait masalah kompensasi. Namun, mereka masih memiliki hak untuk melakukan protes yang dilindungi undang-undang ketenagakerjaan. Beberapa pemain telah menyuarakan ketidakpuasan mereka melalui media sosial dan aksi simbolis di lapangan.

Dengan turnamen yang semakin dekat, ketegangan ini berpotensi memengaruhi performa tim. Jika tidak segera diselesaikan, konflik ini dapat merusak hubungan antara liga dan pemain dalam jangka panjang.

Prospek Penyelesaian dan Masa Depan Hubungan MLS-MLSPA

Hingga saat ini, kedua belah pihak masih berpegang pada CBA yang berlaku sebagai standar sementara. MLS belum memberikan tanggapan resmi atas penolakan MLSPA, sementara asosiasi pemain terus mendorong negosiasi ulang untuk mencapai kesepakatan yang lebih adil.

Pelajaran dari kasus ini adalah pentingnya transparansi dalam pembagian pendapatan antara liga dan pemain. Jika MLS ingin menjaga hubungan baik dengan pemain, mereka perlu mempertimbangkan tuntutan MLSPA agar tidak menimbulkan gesekan lebih lanjut.

Ke depannya, kolaborasi yang lebih harmonis antara MLS dan MLSPA akan menentukan kesuksesan liga dalam kompetisi internasional. Piala Dunia Antarklub 2024 bisa menjadi momentum untuk memperbaiki sistem kompensasi, sekaligus membangun kepercayaan antara pemain dan manajemen liga. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik footballuv.com.