AC Milan harus puas berbagi angka 2-2 saat menjamu Pisa dalam lanjutan Serie A 2025/2026 di San Siro. Dibawah ini Anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik yang telah dirangkum oleh FOOTBALLUV.

Hasil ini terasa pahit karena Rossoneri sebenarnya sempat unggul cepat lewat gol indah Rafael Leao di menit ketujuh. Dominasi di babak pertama memberi harapan besar bagi suporter untuk kemenangan mudah.
Namun, situasi berubah drastis setelah jeda. Milan kehilangan kontrol permainan dan membiarkan Pisa bangkit. Penalti Juan Cuadrado dan sepakan M’Bala Nzola membuat tuan rumah tertinggal 1-2 hanya dalam waktu 15 menit di babak kedua.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Gol penyelamat datang pada menit ke-90+3 melalui gelandang muda Zachary Athekame. Tendangannya dari luar kotak penalti menggetarkan jala Pisa dan memastikan Milan terhindar dari kekalahan. Meski begitu, hasil imbang ini tetap meninggalkan rasa kecewa di kubu Rossoneri.
Athekame: Pahlawan Muda yang Tak Bisa Tersenyum
Zachary Athekame menjadi sorotan utama setelah golnya menyelamatkan Milan dari kekalahan. Namun, alih-alih menunjukkan ekspresi bahagia, pemain 20 tahun asal Swiss itu tampak tenang dan dingin dalam wawancara usai laga.
Baginya, gol tersebut tidak terasa istimewa karena Milan gagal meraih tiga poin. Bermain di San Siro dan mencetak gol seharusnya menjadi momen berharga, tetapi Athekame menegaskan hasil tim lebih penting daripada pencapaian pribadi.
“Tidak ada yang spesial. Saya hanya menembak dan mencetak gol,” ujarnya singkat. Ketika ditanya soal perasaannya, ia menambahkan, “Saya senang, tapi tidak terlalu senang karena kami tidak menang.” Sikap dewasa ini menunjukkan mentalitas kuat yang dimiliki sang gelandang muda.
Baca Juga: John Terry Mengkritik Pemerintah Inggris, Bela Roman Abramovich
Kekecewaan dan Evaluasi di Balik Hasil Imbang

Meski mencetak gol penting, Athekame tidak bisa menutupi kekecewaannya terhadap performa Milan. Ia menilai tim seharusnya bisa menuntaskan pertandingan lebih baik setelah unggul lebih dulu. Kehilangan fokus dan tekanan tinggi dari Pisa menjadi faktor utama kegagalan mempertahankan keunggulan.
Menurutnya, hasil imbang di kandang bukan sesuatu yang bisa dibanggakan, apalagi bagi klub sebesar Milan. “Kami harusnya bisa menang. Hasil seperti ini tidak cukup bagi kami,” tegasnya.
Ucapan itu mencerminkan rasa frustrasi sekaligus kesadaran bahwa Milan masih punya banyak hal yang perlu diperbaiki. Kemenangan di kandang seharusnya menjadi kewajiban, bukan sekadar target.
Fonseca Punya PR Besar di Tengah Puncak Klasemen
Dengan hasil ini, Milan memang masih bertahan di puncak klasemen Serie A, tetapi performa mereka mulai menimbulkan tanda tanya. Paulo Fonseca harus segera mencari cara agar timnya tidak kehilangan fokus di babak kedua, sesuatu yang kerap menjadi masalah musim ini.
Kegagalan menjaga tempo permainan dan disiplin taktik menjadi perhatian utama. Fonseca dituntut untuk memperbaiki keseimbangan antara lini serang dan pertahanan, terutama saat menghadapi tekanan dari tim-tim yang lebih kecil.
Bagi Milan, satu poin ini bukanlah bencana, tetapi peringatan keras. Jika tak segera memperbaiki konsistensi, posisi puncak klasemen bisa lenyap secepat mereka kehilangan keunggulan di San Siro. Jangan lupa luangkan waktu Anda untuk mengeksplorasi lebih banyak berita tentang olahraga lainnya hanya dengan klik footballuv.com.
